Jumat, 05 April 2013

PERSISAM PUTRA SAMARINDA BERDIRI?????

Tahun berapakah Persisam berdiri? Tahun 1989 ataukah tahun 1925? Pertanyaan ini menyeruak kembali setelah polemik status kepemilikkan klub Persisam naik kepermukaan dalam beberapa bulan terakhir.
Berkaca dari informasi dari manajemen Persisam dua setengah musim terakhir, Persisam diklaim berdiri pada tahun 1989. Namun, manajemen sebelumnya menerangkan Persisam berdiri pada tahun 1925. Berbekal dua versi informasi itu, berbagai spekulasi turut bermunculan. Menilik sejarah klub pun mutlak dilakukan agar kedepannya tidak timbul persepsi salah mengenai sejarah klub. Berikut ulasannya.




Persisam Putra Samarinda saat meraih gelar juara Divisi Utama 2008/2009.
Persisam Versi 1925:
Persisam Putra Samarinda adalah sebuah klub sepakbola profesional yang bermarkas di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Klub ini merupakan hasil penggabungan dua klub sepakbola, yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Samarinda (Persisam) dan Putra Samarinda (Pusam) dari Galatama.
Persisam yang merupakan klub eks Perserikatan tersebut konon telah ada sejak 1925. Sedangkan Pusam, baru terbentuk pada tahun 1989.
Kiprah kedua tim satu kota dengan beda pengelolaan (Persisam didanai Pemkot Samarinda sedangkan Pusam pihak swasta) di kancah sepakbola nasional terbilang lumayan. Terlebih Pusam saat berlaga di Galatama karena mendapat sokongan dana dari pengusaha lokal. Sayang sejak kompetisi semi-profesional ini dilebur dengan Perserikatan dan menjadi Liga Indonesia, tim ini pun mati suri.
Sedangkan Persisam yang didanai APBD Kota Samarinda, masih bisa terus eksis. Hanya saja, prestasi tim ini sempat melempem hingga akhirnya terlempar ke divisi dua pada musim 2002/2003. Barulah pada dua musim berikutnya, tim ini kembali bangkit. Terlebih setelah melakukan penggabungan dengan Pusam dan menjadi Persisam Putra Samarinda.
Proses merger ini memang berbuah manis. Prestasi tim berjuluk “Pesut Mahakam” kembali melejit. Masuk empat besar divisi dua pada musim 2005 dan promosi ke divisi satu, tim ini hanya dua musim di level kedua dan menembus divisi utama musim 2007, kasta tertinggi kala itu, dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir.
Hebatnya, sebagai tim promosi di divisi utama tidak membuat prestasi tim ini terhenti. Tampil konsisten sepanjang musim mengantarkan mereka menjuarai divisi utama dan mengantongi tiket promosi ke Superliga 2009/10, kompetisi profesional yang merupakan kasta tertinggi sepakbola nasional saat ini. **

Putra Samarinda saat menjamu PSIS Semarang di Stadion Segiri Samarinda.
Persisam Versi 1989:
Putra Mahakam, klub yang dulunya disingkat menjadi Puma ini dikenal terlebih dahulu sebagai salah satu klub ternama di Samarinda. Berdiri pada 1989, dan bermodalkan dengan keinginan memajukan sepak bola kota Tepian dari sang pemilik, Putra Mahakam terus berpartisipasi di kompetisi nasional.
Seiring waktu, Puma mengubah namanya menjadi Putra Samarinda atau lebih dikenal dengan Pusam. Dijaman Pusam, Sepak bola Samarinda saat itu dikenal cukup berprestasi. Terlebih, klub yang memiliki warna jersey awal kuning-kuning itu sempat mendapatkan Roger Milla, legenda sepak bola dunia asal Kamerun. Pemilik PS Putra Samarinda adalah H Harbiansyah Hanafiah.
Namun, memasuki era milenium, Pusam seakan kehabisan bensin. Gangguan finansial imbas krisis moneter (krismon) pada tahun 1998 menjadi penyebabnya. Maklum, Pusam saat itu hanya didanai secara pribadi perseorangan tanpa ada bantuan pemerintah. Pusam pun mengundurkan diri dari kompetisi Divisi Utama Ligina di tahun 2000an. Kondisi ini membuat Pusam dihukum turun kasta ke Divisi Satu. Musim berikutnya, Pusam kembali absen sehingga dihukum kembali degradasi ke Divisi II.
Mati suri panjang dari geliat sepak bola, membuat Pemkot Samarinda berencana membangun kembali kekuatan tim sepak bola kota Tepian. Berbekal dengan sokongan dana APBD, lisensi Pusam diambil alih Persisam Samarinda, yang notabenya adalah klub bentukan Pemkot Samarinda. Sebelumnya, klub eks Perserikatan itu hanya berkutik di kompetisi Divisi III Liga Indonesia.
Alhasil, Persisam kembali berlaga di kompetisi Divisi II Ligina. Berlaga di Stadion Sempaja Samarinda, Persisam menambahkan embel-embel nama Putra Samarinda di belakangnya. Pemilihan nama Persisam Putra Samarinda didasari dengan kesepakatan pengabungan dua klub sebelumnya antara Persisam Samarinda dengan Putra Samarinda. Hingga kini, berlaga di Indonesia Super League sebagai kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, nama Persisam Putra Samarinda terus digunakan. **

Kesimpulannya, Persisam dan Putra Samarinda adalah dua klub berbeda yang memiliki tahun berdiri yang berbeda serta dimiliki bukan oleh satu pihak melainkan dua pihak. Persisam tahun 1925 sedangkan Putra Samarinda 1989. Persisam dimiliki Pemkot Samarinda sedangkan Putra Samarinda dimiliki Harbiansyah Hanafiah. Sekian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar